Minggu, 06 Maret 2011

10 Stasiun Subway Terindah Di Dunia

stockholm tunnelbana, Swedia
Sistem subway di Swedia ini mempunyai sekitar 100 stasiun dan hampir semuanya itu diisi dengan seni yang merupakan hasil karya dari 140 artis. Stasiun ini dikenal dengan namanya galeri seni yang terpanjang di dunia.




munich u-bahn, Munich, Jerman
Mulari beroperasi pada tahun 1972 dan semenjak itu berkembang pesat. Busway tersebut sekarang sudah melayani tujuan ke 98 tujuan di kota Munich tersebut 






Bilbao metro, Spanyol
Ini adalah stasiun subway ke empat yang di bangun di Spanyol dan merupakan ketiga terbesar di negara tersebut. Pada tahun 2009, subway tersebut telah membawa 87 juta orang. 




Shanghai bund sightseeing tunnel, China

Sebenarnya ini bukanlah stasiun busway cuma terowongan sepanjang 647 meter yang menghubungkan para penumpang.






Metro station, Dubai
Stasiun Dubai ini adalah yang terbaru yang mempunyai di dunia dan baru mulai beroperasi pada bulan September 2009.




Tokyo - iidabashi station, Jepang
Stasiun ini adalah stasiun yang terramai di dunia dan juga terkenal dengan arsitektur nya yang sangat menarik. Stasiun subway ini dibangun tahun 2000.






Prague Line a, Cekoslowakia
Desain stasiun subway ini sangat menarik dengan warna warninya 




Komsomolskaya station, Moscow
Stasiun Moscow ini sungguh indah dan sangat artistik, dibangun tahun 1930 stasiun ini penuh dengan karya seni yang terbuat dari tangan.





toronto - museum station, Kanada
Stasiun subway ini menyerupai museum yang bertema Mesir. 




Drassanes station, barcelona, Spanyol




Sword of Damascus: Pedang Tertajam di Dunia



Saat Perang Salib, pasukan Eropa dikejutkan oleh pedang yg dimiliki oleh pasukan Arab dan Persia.
 
Pedang mereka dengan mudah menembus baju zirah pasukan crusader, bahkan mampu membelah tameng. 


Inilah Pedang Damaskus, terbuat dari baja yg diolah dengan teknik khusus sehingga bisa memiliki permukaan yg sangat kuat dan tajam. 


.

Teknik pembuatan pedang ini begitu rahasia sehingga hanya beberapa keluarga pandai besi di Damascus saja yang menguasainya, ini juga sebabnya teknik pembuatan baja Damascus akhirnya punah.

.

Hingga kini teknologi metalurgi yang paling canggih pun belum mampu membuat pedang yang lebih tajam dari Pedang Damascus. 


Pedang Damascus adalah pedang yg paling tajam di dunia, lebih tajam daripada Katana Jepang maupun Keris Indonesia. 


Selain kuat, baja Damascus juga sangat lentur sehingga betul-betul sempurna untuk dijadikan pedang atau pisau.

.

Pedang ini mampu membelah sutera yang dijatuhkan ke atasnya, juga mampu membelah pedang lain atau batu tanpa mengalami kerusakan sama sekali. 


Sebuah penelitian mikroskopik menemukan bahwa pedang ini ternyata memiliki semacam lapisan kaca dipermukaannya. 


Bisa dikatakan para ilmuwan muslim di timur tengah telah mencapai teknologi nano sejak seribu tahun yg lalu.

.

Beberapa ahli metalurgi modern mengaku berhasil membuat baja yg sangat mirip dengan baja Damascus , namun tetap belum berhasil meniru 100%. 


Teknik pembuatan Pedang Damascus termasuk salah satu pengetahuan Islam yg terhilang.
Pedang, Tombak, dan Pisau Damascus yang tersisa kini tersebar di berbagai Museum di seluruh dunia. 


.


Cek TKPnya : http://menujuhijau.blogspot.com/2011/01/sword-of-damascus-pedang-tertajam-di.html#ixzz1FoEEvmsQ

Foto Sinar-X Pesulap Yang Menelan Pedang

ray12 Sword Swallower Under The Glow of X ray

Sabtu, 05 Maret 2011

Hebat, Anak Tukang Parkir Sekolah di Korea Selatan

MUKHIJAB/"PRLM"


















Daya Laras Dika (19) merupakan remaja teladan dari keluarga tidak beruntung. Lelaki berkacamata minus sebagai sosok pejuang yang berontak pada kemiskinan yang mendera orang tuanya. Kerja kerasnya terbayar dengan diperolehnya beasiswa penuh di International Finance Woosong University Korea Selatan.
Pria kelahiran Yogyakarta, 19 Februari 1992 ini putra pasangan Agus Yus Yudiarso dan Katijah, pasangan tukang parkir di Kota Yogyakarta. Selama enam bulan, dia tercatat sebagai mahasiswa program internasional Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). Atas dorongan fakultas, dia mengikuti tes beasiswa dan berhasil lolos.
Keteladanan Laras pada sikap tegar dan tak pantang menyerah. Sejak SD, orang tuanya tak mampu membayar sekolah. Dia malang melintang untuk mendapatkan beasiswa, dengan cara masuk dari satu kantor ke kantor lain di lingkungan Pemkot Yogyakarta untuk mendapatkan beasiswa. Cara yang sama ditempuhnya saat SMP 6 dan SMA 1 Yogyakarta. "Saya mendapatkan biaya studi dengan mengajukan beasiswa, orangtua saya ekonominya sederhana. Mereka buruh parkir," ujar dia.
Ketika SMA, dia sedikit lega setelah mendapat bantuan pendidikan pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) persiapan kuliah mendapat bantuan jaminan pendidikan daerah Rp 3 juta dan beasiswa prestasi untuk lulusan SMA sebesar Rp 900.000 dari Pemkot Yogyakarta.
Inginya kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Gadjah Mada (UGM), takdir mengantarkannya ke Fakultas Ekonomi UII angkatan 2010. Karena tercatat sebagai mahasiswa ekonomi reguler, dia menegosiasi supaya masuk kelas internasional. Beasiswa dari Lembaga Zakat, Infaq dan Sadakah (Lazis) UII sebesar Rp 32 juta hanya cukup mengikuti program ekonomi reguler. Dia tidak menyerah, caranya mencari saweran di kampus mendaftar program tuition fee dengan jadi instruktur atau asisten, meskipun ini dilarang bagi mahasiswa yang sudah mendapat beasiswa.
Masalah baru muncul, ketika kedua orangtua Laras tidak mengizinkan anak tunggalnya ke luar negeri, karena dia tidak pernah pergi jauh. "Saya melakukan pendekatan ke orangtua sejak Laras mulai aplikasi beasiswa ke Woosong. Saya meyakini dia bisa diterima, maka kedua orang tua dia kita yakinkan anaknya bisa lebih terjamin masa depannya dengan kuliah di Korsel," kata Ketua Internasional Program Ekonomi UII, Anas Hidayat.
Laras yang tercatat sebagai warga Bangunrejo RT.01/1639 Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta terbang menuju Korsel.


Kamis, 03 Maret 2011

Tanaman 'Bunglon' Bisa Berganti Warna


 Bukan cuma bunglon yang bisa berganti warna kulit. Ternyata, tanaman pun kini bisa berubah warna sesuai dengan kondisi yang menaunginya.
Adalah June Medford, seorang pakar biologi dari Colorado State University, yang berhasil melakukan rekayasa genetik terhadap tanaman arabidopsis, sehingga tanaman tersebut bisa berganti warna. 
Seperti dikutip dari situs PCWorld,  tanaman hasil rekayasa Medford dan timnya, akan berubah warna dari hijau menjadi putih saat tanaman itu mendeteksi kehadiran unsur berbahaya di dekatnya, seperti obat terlarang, polutan, atau bahkan material eksplosif.
Awalnya, Medford menggunakan komputer untuk mendesain protein tanaman bernama reseptor. Kemudian, Medford memanfaatkan bakteri untuk memodifikasi reseptor tanaman tersebut.
Dengan struktur genetika yang telah dimodifikasi, maka reseptor tumbuhan bisa mendeteksi partikel-partikel bahan kimia berbahaya, polutan, bahan peledak, atau ancaman lain. Saat mendeteksi kehadiran zat-zat tersebut, tanaman akan mengirimkan sinyal, sehingga warna hijaunya berubah menjadi putih.
"Bila Anda membawa sesuatu ke bandara internasional Denver, misalnya sebuah bahan peledak, maka tanaman ini akan berubah warna menjadi putih. Ini akan memberikan keamanan bagi Anda," kata Medford, 52, kepada situs The Denver Post.
Proyek penelitian itu didukung oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) sejak 2003, dengan bantuan dana sebesar US$500 ribu atau Rp4,5 miliar. Belakangan, riset ini juga mendapat dukungan dari The Office of Naval Research, Department of Homeland Security, dan Defense Threat Reduction Agency.
"Harapan kami, tanaman ini bisa ditempatkan di lokasi umum, sehingga bisa mendeteksi bahan peledak di lokasi tempat benda berbahaya itu sedang dirakit," kata Doug Bauer, Program Manager riset eksplosif pada Homeland Security di Washington DC. 
Aplikasi lainnya, tanaman ini juga bisa digunakan oleh polisi untuk memberantas peredaran obat terlarang, atau melindungi tentara yang tengah konvoi dari bom dan ranjau. 
Kini, tanaman ini masih memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk merespons keberadaan zat-zat berbahaya tadi dan perubahan warna. Namun, para ilmuwan yakin akan diperoleh kemajuan sehingga respons yang ditunjukkan tanaman bisa segera terlihat dalam hitungan menit. 
Ilmuwan dan tanaman 'bunglon' yang bisa berganti warna

5 Temuan Thomas Edison yang Belum Terungkap


Bila Anda lihat tema Google Doodle(logo Google) hari ini, maka Anda akan mendapati bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Thomas Alva Edison yang ke-164.
Lahir di Ohio pada 1847, Edison adalah seorang pengusaha sekaligus ilmuwan dan penemu besar Amerika Serikat yang memiliki begitu banyak hasil penelitian. Ia juga pendiri 14 perusahaan termasuk General Electric. 
Edison telah mematenkan lebih dari 1000 penemuannya di AS.  Hasil penelitian besarnya meliputi lampu bohlam, ponograf (gramofon), kamera bergerak, dan dinamo. 
Namun, ada pula penemuan-penemuan yang tak terungkap oleh publik. Situs  Gearlog mencatat setidaknya ada lima penemuan Edison yang belum begitu banyak diketahui orang.

1. Mesin suara (1868)

edison vote recorder.jpgJauh sebelum Amerika menggunakan mesin diebold untuk penghitungan suara, Edison sudah menawarkan alat hasil temuannya bernama Vote Recorder. Alat ini menghitung suara dengan model pertanyaan Ya atau Tidak.
Sayangnya, mesin penghitung suara ini memiliki waktu proses yang lambat. Sampai-sampai salah seorang Ketua Komite Kongres berkata, "Bila ada sebuah penemuan di bumi ini yang tidak kita inginkan, mesin inilah dia," katanya.

2. Boneka Bicara (1877)
edison talking doll.jpgTak hanya menemukan fonograf, Edison juga membesut sebuah versi miniatur dari pemutar musik itu, yang kemudian ditempatkan di dalam sebuah boneka.
Fonograf itu kemudian bisa memainkan rekaman sajak untuk anak-anak, sehingga boneka itu seolah-olah berbicara.








3. Baterai untuk Mobil Listrik (1880)
Saat Edison memperkenalkan baterai nikel-besi, ia kemudian memimpikan untuk membuat mobil listrik. Beberapa pembuat mobil seperti Detroit Electric dan Baker Electric, kemudian mengadopsi teknologi yang diperkenalkan Edison itu.
edison car.jpg
Namun, belakangan dalam sebuah pesta makan malam, Henry Ford memberikan sebuah catatan kecil kepada Edison berbunyi "Mobil listrik telah mati." Setelah itu, perkataan itu terbukti kebenarannya. Mimpi Edison tak pernah kesampaian.

4. Film Frankenstein (1910)
1910frankenstein.jpg
Pada 1891 Edison mematenkan kamera film pertama yang dinamakan Kinematograph. Pada 1910, perusahaannya, Edison Manufacturing Company Studio, membuat film Frankenstein , sebuah film yang ia adaptasi dari novel horor klasik karya Mary Shelley.

5. Telepon untuk Arwah (1920)
Temuan ini adalah salah satu subyek yang masih terus diperdebatkan. Edison sempat memberitahukan kepada beberapa media tentang upayanya untuk menemukan cara untuk menelepon orang yang telah meninggal dunia.
seance-berlin-1930s.jpg
Pada 1921 ia mengklarifikasi hal itu dengan mengatakan kepada New York Times, bahwa penemuannya itu bisa mendeteksi unit kehidupan yang di antara yang mati. Namun, banyak yang mengatakan bahwa Edison gagal total dalam upayanya kali ini. Bila alat ini sudah berhasil ditemukan, mungkin saja yang akan ditelepon paling dulu adalah arwah Edison sendiri.
Thomas Alva Edison

Komputer 1 Milimeter Kubik


Kemajuan teknologi memungkinkan perangkat elektronik untuk menjalankan sebuah fungsi yang sama dengan ukuran yang semakin mengecil.
Belum lama ini, situs Techreview mengupas sebuah sensor komputer nirkabel yang ukurannya hanya satu milimeter kubik. Alat supermini ini berfungsi sebagai sebuah implan yang dipasang di mata seorang penderita penyakit glukoma.
Kendati ukurannya yang sangat kecil, perangkat elektronik ini sudah menggabungkan berbagai jenis piranti keras, meliputi sebuah prosesor, memori, sensor tekanan, sel surya, film tipis baterai lithium, serta sebuah transmitter.
Alat besutan para ilmuwan dari University of Michigan itu berguna untuk membaca tekanan pada mata penderita glukoma selama 24 jam, dan mentransmisikan data tersebut kepada dokter yang menangani pasien tersebut.
Pembacaan tekanan oleh sensor diambil setiap 15 menit sekali, dan perangkat itu akan menyimpannya ke dalam memori, sebelum alat itu kemudian mengunggahnya ke perangkat eksternal. Sel surya alat ini ukurannya hanya 0,007 milimeter persegi secara konstan menyuplai baterai.
Sel surya ini harus disinari matahari sekitar 1,5 jam atau setidaknya terkena cahaya luar ruangan selama 10 jam. 
Menurut insinyur dari University of Michigan, Dennis Sylvester, tantangan utama dari alat ini bukanlah ukuran rangkaian listrik yang sangat kecil, melainkan kecilnya tenaga listrik yang mampu disuplai oleh baterai. Semua komponen didesain untuk memakai tenaga listrik sesedikit mungkin.
Oleh karena itu, para ilmuwan membuat alat ini dengan teknologi pemrosesan 180 nanometer, bukan 32 nanometer. Sebab, semakin kecil rangkaian listrik, akan semakin banyak kebocorannya. Sementara, sel memori juga didesain untuk bekerja pada tegangan 400 milivolt, bukan 1 volt. 
Sensor tekanan hanya mengonsumsi rata-rata 5,3 nanowatt. Prosesor bekerja pada 100 kilohertz (KHz) bukan 1 GHz seperti pada kebanyakan ponsel. Dan memori yang ada memiliki daya tampung 4 kilobit. 
Dengan kapasitas yang kecil, perangkat transmitter nirkabel bertugas untuk mengirimkan data dari memori secara nirkabel ke sebuah tempat penyimpanan lebih besar yang jaraknya 10 cm dari letak alat implan ini. 
Sensor kecil seperti ini tentu saja juga bisa dibuat untuk berbagai keperluan pengawasan biomedis lain, seperti menelusuri perkembangan tumor, mengawasi perkembangan polutan di lingkungan tertentu, atau menyediakan sistem pengamatan untuk tujuan keamanan. 
Komputer berukuran 1 mm kubik